Home » , , , » Fenomena Raskin dan Inovasi Perangkat Monitoring Evaluasi

Fenomena Raskin dan Inovasi Perangkat Monitoring Evaluasi

Kemarin saya terkaget-kaget saat tahu bahwa keluarga saya mendapat jatah beras miskin (raskin) 5 kg. Maklum jarang pulang kampung jadi kaget juga saat tahu kabar itu. Kami bukan keluarga kaya, tapi alhamdulillah punya sawah dan kebun yang sangat mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari baik untuk dikonsumsi ataupun dijual lagi. Berkarung-karung padi hasil panen saya lihat masih teronggok di rumah.

Mirisnya berasnya jelek banget, kalah jauh kualitasnya dari beras yang kami panen dari sawah sendiri. Mungkin stok lama atau memang kualitasnya yang memang jelek. Ukuran berasnya kecil, sudah agak kekuningan warnanya karena berjamur, dan agak bau apek. Beras raskin itupun kata ibu lebih sering jadi santapan lezat si ayam ketimbang dimasak. Jangan salahkan kami kalau akhirnya hanya jadi santapan ayam karena dari wujudnya saja sudah tidak menarik. Saya bilang sama ibu untuk diberikan saja ke orang lain yang lebih membutuhkan, khawatir jika itu salah ngasih. Tapi penjelasan ibu lebih bikin saya kaget lagi bahwa ternyata semua warga desa mendapatkan jatah raskin tersebut, termasuk orang-orang kaya. Nah loh?! Untuk yang kategori miskin diberi jatah 15 kg per KK, sedangkan untuk kategori warga menengah ke atas dikasih jatah 5 kg per KK.
berasnya seperti tampak yang sebelah kiri, meski yang ini saya copy dari google
Saya tidak tahu ini kekeliruan siapa? Pemerintah desa? Pemerintah daerah? Pemerintah pusat? Ataukah memang peraturannya telah berubah bahwa raskin boleh diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat (semua kelas ekonomi)? Sependek yang saya tahu, beras miskin hanya diperuntukan bagi warga miskin. Jatahnya di awal program ini dibuat sebesar 20 kg per KK. Atau bisa jadi kriteria warga miskin ini yang definisnya berbeda antara pemerintah pusat yang pakai standar BPS dan pemerintah desa yang biasanya ada yang pakai standar sendiri. Sebagai contoh ketika saya melakukan survey jumlah rakyat miskin untuk pra kegiatan wirausaha sosial, perangkat desa mengatakan mereka punya standar sendiri untuk kategori miskin warganya, tidak hanya dilihat dari jumlah penghasilan dan jenis pekerjaan tapi juga dilihat dari barang “mewah” yang mereka miliki, seperti motor, televisi. Jadi kalaupun penghasilannya cukup besar tapi tidak punya televisi atau sepeda motor masih masuk kategori miskin menurut versi mereka. Sedangkan kategori miskin BPS biasanya hanya mengacu pada jumlah pendapatan.

Problem pemberian beras raskin yang tidak tepat sasaran ini rupanya juga terjadi di banyak wilayah. Bahkan ada yang lebih parah, berasnya tidak sampai kepada warga tapi malah dijual kepada penadah oleh penyalur raskinnya. Kasus beras yang ditukar dengan kualitas yang lebih jelek juga banyak. Apakah desa saya masuk kriteria terakhir ini juga? Wallau’alam. Intinya bisa jadi semua layer penanggungjawab raskin turut andil dalam ketidaktepatan sasaran program ini.

Saya sangat mengapresiasi program ini karena sangat membantu ketahanan pangan rakyat miskin. Namun perlu pengawasan atau sistem monitoring dan evaluasi yang ketat dan sistematis untuk memastikan bahwa penyaluran bantuan tepat sasaran. Sistem monitoring evaluasi dari top level ke middle level atau dari middle level ke lower level ini yang masih lemah sehingga banyak celah yang dapat ditembus oleh oknum-oknum.

Saya punya mimpi ke depan bulog punya perangkat ITC (Information Technology Communication) untuk mengapdate semua kegiatan penyaluran raskin secara online. Modelnya seperti perangkat ITC quick count pemilu. Jadi begitu beras dari pusat disalurkan, pemerintah desa akan mengisi laporan penyaluran secara online sehingga bisa diupdate setiap saat oleh tim monev bulog. Dari laporan itu nanti akan ketahuan daerah mana yang penyalurannya tepat waktu, berapa jumlah yang tersalurkan, berapa jumlah penerima di tiap daerah, dll. Penyaluran beras tepat waktu akan bermanfaat untuk menjaga kualitas beras agar tetap baik (tidak berjamur dan apek). Dengan mengetahui jumlah beras yang tersalurkan dan jumlah penerima juga akan mempersempit ruang bagi oknum-oknum untuk menyelewengkan bantuan. Hasil monev ITC ini juga akan menjadi bahan rancangan strategis program bantuan di Indonesia.

Kamu punya ide lain agar penyaluran raskin tepat sasaran? Mari dieksplor disini.

source
image 1: https://m.tempo.co/read/news/2013/01/08/058452977/beras-raskin-puluhan-kk-di-cianjur-disunat
image 2: http://foto.bisnis.com/view/20150811/461479/beras-raskin-tak-layak-konsumsi

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger