Home » » Sungguh Aku Cemburu

Sungguh Aku Cemburu

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku." 

(Q.S. Al-Fajr: 27-30)

Siang tadi saya mendapatkan kabar mengejutkan, sahabat saya saat kuliah S2 dulu, mbak Anis Uswatun Khasanah meninggal dunia. Saya lama tidak bertemu dengan beliau mengingat selepas selesai kuliah beliau berhijrah ke Serang mengikuti suaminya yang bertugas di salah satu perusahaan di Cilegon dan saya pun pindah ke Bandung. Mendengar kabar itu memori saya otomatis memutar rekaman sosok saudari perempuan yang ceria, ramah, lembut, dan murah senyum. Diantara kami, beliau yang paling konsisten setoran hafalan mengingat selain sebagai mahasiswa kala itu, beliau juga santri tahfidz Al-Qur'an di Ponpes Darus Sholihat. Awal pertemuan saya dengan beliau adalah saat kuliah S2 dulu, kami sama-sama mahasiswa Pascasarjana di UGM, selain kuliah kami memiliki aktivitas kajian pekanan dan Allah mempertemukan saya dalam satu forum dengan beliau. 

Dari kakak saya, yang sama-sama alumni santri Darus Sholihat, saya tahu bahwa mbak Anis meninggal karena keguguran. Kisah beliau selanjutnya inilah yang membuat saya sungguh cemburu. Saya menangis karena teringat kebaikan mbak Anis dan saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik, sangat baik; dan saya juga menangis tatkala membaca kesaksian-kesaksian dari teman-teman mbak Anis tentang kebaikan-kebaikan beliau. Dan saya juga menangis mengingat bekal apa yang sudah saya miliki untuk kembali kepada-Nya. Rasanya saya masih saja sibuk dengan urusan dunia. Akan seperti apa orang mengenang kematian saya nanti? Dan saya menyadari saya sungguh orang yang dzolim terhadap diri sendiri karena sering terlalu sibuk dengan urusan dunia. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya. Allah Maha Pengampun. 

Ya Allah, saya bersaksi, sungguh mbak Anis orang baik. Bahkan kematianmu pun memberikan nasihat yang sangat berharga untuk saya. Betul katamu, bahwa nasihat terbaik adalah kematian. Masya Allah. Allah Maha Baik karena telah mempertemukan saya denganmu. Allah Maha Baik yang telah memberikanmu kebaikan di dunia dan juga akan memberikanmu kebaikan di akhirat, kematian yang Husnul Khotimah insya Allah. Ini adalah kisah mbak Anis yang saya tahu dari orang-orang baik yang mengenalmu, dari para ustadz/ah dimana engkau menjadi santri; dan semua kisahmu patut saya teladani. 

Bertahun-tahun setelah pernikahannya, mbak Anis terus berjuang untuk mendapatkan anugerah keturunan dari Allah Ta'ala. Berbagai cara beliau, suami, dan orang tua lakukan. Tidak terhitung biaya yang sudah dikeluarkan. Beberapa kali gagal namun beliau terus mengoptimalkan ikhtiar, termasuk diantara ikhtiarnya adalah mendatangi orang-orang sholih, memintakan doa khusus untuk keberhasilan ikhtiar beliau. Sampai akhirnya, setelah beberapa kali operasi karena ada kista, di proses bayi tabung ketiga, Allah karuniakan janin di rahim beliau. Kebahagiaan pun membuncah, namun Allah lebih memilih husnul khotimah untuk beliau. Sebuah cara kematian yang indah, yang Allah pilihkan untukmu. 

Semasa hidup, selain sebagai dosen dan ketua jurusan di salah satu Universitas di Banten, beliau juga adalah santri penghafal Al-Qur'an. Semangat hafalannya perlu menjadi teladan. Pengelola ponpesnya bercerita bahwa saat mbak Anis tidak dapat hadir halaqah Qur'an karena agenda mengajar, beliau minta ijin untuk datang ke rumah ustadzahnya untuk setoran hafalan sambil membawa buah tangan. Masya Allah. Beliau selalu siap diminta pertolongan tenaga dan pikiran bahkan infaq-infaq untuk kegiatan ponpes. Setiap subuh selalu ada infaq masuk secara rutin  ke rekening yayasan. Setelah dilihat, ternyata infaq subuh dari mb Anis. Beliau tidak pernah laporan,  hanya selalu ada catatan mutasi bertuliskan infaq subuh setiap hari. Masyaa Allah. Beliau juga pengurus ponpes tahfidz yang cerdas dan taat, beliau tidak pernah menolak dimintai pertolongan, padahal sebagai ketua jurusan beliau punya kesibukan yang luar biasa. Tahrimnya beliau kepada guru juga luar biasa. 

Namun sekali lagi, Allah memiliki rencana yang lebih indah untuk mbak Anis. Selamat jalan Mbak Anis. Saya dan semua orang yang pernah mengenalmu bersaksi bahwa engkau adalah hamba yang baik, teramat sangat baik. Kebaikanmu tercatat di hati kami, kamu telah menjadi teladan dalam hidup kami. Bahkan saya yang bertahun tak berjumpa begitu tersentuh mendengar kepergianmu. Selamat jalan mbak Anis. Insya Allah engkau husnul khotimah. Ya Allah tempatkanlah beliau di sisi terbaik-Mu. Ya Allah, jika waktu kami telah tiba nanti, ijinkan kami bersua kembali dengannya di surga-Mu nanti, bersama siapapun yang mencintaimu dan bersaksi atas kebaikanmu. Ya Allah di sisa usiaku ini kumpulkanlah aku dengan orang-orang baik, dengan orang-orang yang mencintai-Mu, sehingga kelak ketika kami kembali kepada-Mu kami dapat saling menjadi saksi untuk meraih surga-Mu. Aamiin.

Mbak Anis, surga telah menanti kehadiranmu, tempat terindah para pejuang kebaikan. 

Barakallahufikum. 


Yogyakarta, 21 September 2023


0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger