Home » , , » The Secret of Life

The Secret of Life

Seorang teman bertanya apa rahasia saya untuk tetap tenang menghadapi berbagai permasalahan hidup? Beliau tahu saya pernah mengalami beberapa kejadian buruk yang menurutnya beliau takan mampu bertahan jikalau dalam posisi saya. Ringan saya jawab bahwa seringkali apa yang nampak di luar pada diri seseorang belum tentu menggambarkan apa yang nampak di dalam dirinya. It means bisa jadi seseorang nampak strong di luar namun dalam hatinya diselimuti haru biru, hanya saja dia tahu bagaimana menyikapinya. Dia tahu kepada siapa harus mengadukan kesedihannya.

Saya selalu mengatakan bahwa hidup adalah pilihan. Saat masalah mendera, kita punya pilihan untuk bersikap positif atau negatif terhadap masalah itu. Orang yang menyikapi negatif akan cenderung membesarkan masalah dan ia akan semakin terpuruk dalam masalahnya alih alih mencari solusi. Sedang orang yang menyikapi positif ia akan bersegera mencari solusi, menghadapi dengan lapang dada, dan tentu saja menemukan hikmah atas apapun yang menimpanya. Bersikap positif, itu yang saya lakukan. Bersedih sewajarnya. Meskipun pernah juga saking beratnya beban, tak tahan menahan air mata di ruang publik. Itu membuat saya akhirnya merasa bodoh karena menangisi sesuatu bukan karena Allah :D.

Satu hal yang menjadi pegangan, saya punya Allah. Allah memberikan kita ujian pasti sepaket dengan solusinya. Tugas kita adalah menemukan solusi itu. It means sebelum jauh-jauh mencari solusi, sebelum jauh-jauh curhat sama orang, Allah dulu. Seringkali lelah kita karena terlalu berharap kepada manusia. Saya pernah mengalami masa itu jadi saya tahu seperti apa lelahnya. Padahal sudah jelas dalam haditsnya bahkan pun kita butuh garam atau sendal mintalah dulu sama Allah setelah itu baru ikhtiar mencari. Allah the first and main priority.

Allah itu baik banget. Kamu minta apa, pasti akan diberikan. Dan hebatnya Allah hanya akan memberikan kita yang terbaik. Artinya jika kita minta sesuatu lalu merasa Allah belum ngasih sebenarnya bukan berarti Allah tidak ngasih namun Allah tahu yang kita minta itu bukan yang terbaik untuk kita sehingga Allah ganti berikan sesuatu yang lebih baik atau Allah tangguhkan pemberiannya. Hanya saja seringkali kita tidak sabar dan meminta dengan terburu-buru.

Suatu hari Ibu saya jatuh dan ada retak tulang panggul. Butuh biaya yang tak sedikit. Saya tidak mau pakai BPJS karena lama mengurus ini itu sementara ibu sudah sangat kesakitan. Di RSUD pelayanan peserta BPJS dan umum dibedakan dan antrian BPJS sangat panjang. Logikanya tabungan saya tidak cukup, saya mohon sama Allah agar diberikan kesembuhan dan kecukupan untuk biaya perawatannya. Alhamdulillah iuran saya dan kakak cukup untuk perawatan pertama. Kata dokter masih harus terapi rutin, alhamdulillah tanpa terapi pun ternyata sembuh lebih cepat. Allah yang menyembuhkan.

Move on dari seseorang untuk sebagian orang mungkin sulit. Saya tidak pacaran namun pernah berkomitmen dengan seseorang, jika sudah lulus kuliah dan sama sama bekerja kami akan menikah. Namun takdir berkata lain. Saya bukan yang terbaik untuknya. No excuse, no words, only an invitation that said anything. Dunia hancur? Wah itu lebay banget. Nangis iya, manusiawi. Saya bilang sama Allah “Engkau Maha Kuasa menghadirkan rasa ini maka Engkau pun Maha Kuasa untuk menghilangkan rasa ini. Aku kembalikan semua rasa ini kepada-Mu dan gantikan ia dengan yang lebih baik” Percayalah hanya sehari saya gagal move on, dan itu pun untuk muhasabah diri. Barangkali ada dosa yang membuat Allah tidak ridho. Besok harinya alhamdulillah saya sudah bisa memutuskan bahagia lagi dan kembali fokus pada goals saya. Tak ada beban sama sekali, saya ikhlas. Dia bukan yang terbaik, pada saatnya nanti Allah akan memberikan saya yang terbaik. So jika kamu belum bisa move on dari sesuatu, cobalah untuk minta sama Allah.

Berkonflik dengan orang lain itu pun sangat menyita energi. Saya bisa stress berhari-hari jika dimarahi seseorang. Seringkali bingung apa sebenarnya salah saya, sebab jika boleh dinilai dengan adil tidak ada pekerjaan yang tidak pernah saya selesaikan. Rasanya tak sebanding dengan sikap beliau ke saya. Awalnya saya stress berat. Namun akhirnya saya memilih untuk menghadapi dengan positif thinking. Abaikan dan fokus pada goals saya. Saya menjadikan ini sebagai tarbiyah kesabaran dari Allah. Nama beliau tertulis dalam diary saya, semua kebaikannya. Saya keep itu sebagai cara untuk selalu positif thinking. Saya terus berdo’a agar Allah melembutkan hati beliau dan agar diberikan ketetapan terbaik untuk semuanya. Alhamdulillah Allah memberikan solusi yang sangat indah untuk semuanya, happy ending.

Lalu, kisah laptop saya, ini masya Allah banget. Beberapa bulan terakhir sering banget error dari mulai rusak LCD, charger, lalu kursor. Padahal pekerjaan saya sangat tergantung kepada benda ini. Saya sedang memanaje keuangan dengan ketat dan belum menganggarkan beli laptop baru. Yang terparah saat touch kursornya rusak, meski sudah pakai kursor eksternal tetap saja error dan sering tiba-tiba heng. Logikanya itu kudu diservis atau ganti baru. Lalu dipuncak errornya itu saya minta sama Allah agar laptop saya baik sampai saya mampu membeli yang baru. Dan masya Allah besok paginya laptop saya normal lagi sampai sekarang. Teman saya tanya diapain laptopnya kok bisa baik lagi? Saya bilang dido’ain. Dia bilang do’a saya makbul. Sejatinya bukan do’a saya yang makbul namun Allah yang sebenarnya baik banget sama kita. Hanya saja kadangkala kita nggak sadar kalau Allah itu baik banget.

Dan masih banyak lagi pengalaman lainnya, saya nggak tahu akan menghabiskan berapa ratus halaman jika saya merinci satu per satu pengalaman saya betapa baiknya Allah ke saya. Jadi sudah terjawab bukan pertanyaan teman saya itu. Karena selalu ada Allah yang membuat saya bertahan. Saya kuat karena Allah yang menguatkan saya. Saat saya sedih, Allah hadir menghibur saya untuk kembali bahagia. Saat saya merasa berat, Allah berikan saya kekuatan untuk menanggung beban itu. Saat saya merasa sendiri, Allah hadir untuk menemani. Saat saya bahagia, Allah tetap hadir agar saya tidak lupa diri.

Sedih itu hanya sementara, bahagia juga sementara. Sakit sementara, sehat juga sementara. Hidup sementara, sedang mati selamanya dan itu pasti. Karena semua hanya sementara dan pasti ada akhir maka semua hal dalam hidup ini mari kita sikapi sewajarnya. Sedih secukupnya, bahagia lebih banyak dan bersyukur sama Allah harus jauh lebih banyak lagi. Ini cara kita untuk bahagia. Menjadikan Allah sebagai prioritas utama adalah kunci solusi setiap masalah hidup, kunci kebahagiaan. Manusia wajib ikhtiar, namun libatkan Allah dalam setiap ikhtiar kita. Yuk jadikan Allah dulu. Allah lagi. Allah terus. Allah selamanya.

Kuningan, 18 Mei 2018

"Semoga Ramadhan kita tahun ini menjadikan kita semakin dekat sama Allah"
-THW-

Image source: https://notsalmon.com/2015/11/20/20-quotes-of-wise-words-to-live-a-happy-life/ 

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger