Home » , » Allah yang Menuntun Tangan Saya Sehingga Lolos UM

Allah yang Menuntun Tangan Saya Sehingga Lolos UM


Sungguh pertolongan Allah itu sangat besar. Jika Allah menghendaki sesuatu maka Allah-pun akan memudahkan segala urusan kita. Jika Allah menghendaki sesuatu maka Allah-pun akan memberikan rezeki dari arah yang tidak pernah kita sangka. Tiada sedikitpun kehidupan manusia yang terlepas dari skenario Allah. Maka sudah sepantasnya kita memperbanyak syukur kepada Allah.
Tanggal 6 Juli lalu saya mengikuti ujian masuk Pascasarjana di UGM. Ada dua materi yang diujikan, yakni tes PAPs (Tes Potensi Akademik Pascasarjana) dan AcEPT (Academic of English Proficiency Test) soalnya mirip-mirip test TOEFL tapi section-nya lebih banyak. Karena kesibukan dengan pekerjaan, akhirnya hanya satu pekan saya konsentrasi belajar untuk mempersiapkan kedua ujian tersebut. Berlatih soal-soal TPA dan AcEPT yang kebanyakan saya download dari internet. Sebenarnya saya sudah memiliki sertifikat TOEFL dan skornya sudah melebihi yang disyaratkan, namun karena bukan ITP TOEFL, maka sayapun tetap diminta mengikuti ujian AcEPT. Bismillah sayapun mengikuti ujian tersebut meskipun persiapannya sangat minim.
Hari H... sedari pagi badan saya sudah tidak enak, ditambah saya punya insomnia sehingga beberapa hari terakhir menjelang ujian saya kurang tidur. Saya paksakan diri untuk sarapan meskipun mual mengingat ujian akan berlangsung dari pukul 08.00-14.00 WIB dengan jeda istirahat yang tertera di kartu ujian hanya 30 menit. Hanya beberapa suap nasi yang saat itu berhasil saya telan, itupun dengan dipaksakan. Pukul 07.30 WIB berangkatlah saya ke kampus, tepatnya di Fak. Kedokteran UGM.
Ujian pertama, PAPs, saya bisa melewatinya dengan baik. Alhamdulillah dari 120 soal yang diberikan saya dapat menjawab semua tepat sesuai waktunya, meskipun 1 soal maksimal waktu yang diberikan hanya 1 menit bahkan ada yang hanya 30 detik. Saya pikir mudah, hanya ada beberapa soal sinonim, antonim, dan penalaran diagram yang jawabannya saya tebak karena belum familiar dengan kosa kata dan tipe soal yang diujikan. Saya paling suka soal Matematika, meskipun menurut sebagian orang itu bagian soal TPA yang paling sulit. Menurut saya soal matematika justeru soal yang paling mudah karena tidak harus menghafal atau membaca banyak kosa kata :).
Ujian kedua, AcEPT, sejak masuk waktu istirahat saya sudah tidak bisa konsentrasi karena migren dan maag saya mulai kambuh. Ini memang kelemahan saya jika terlambat makan. Sebenarnya sudah saya prediksi tapi apa hendak dikata sejak pagi sarapan juga sulit masuk. So, saat ujian kedua saya hanya bisa konsentrasi di section 1, Listening. Selebihnya saya lebih berkonsentrasi menahan sakit kepala yang sepertinya mau meledak... ditambah ruangan ber-AC sampai-sampai saya menggigil karena menahan sakit dan dingin. Anehnya badan saya berkeringat banyak. Mungkin ini yang disebut keringat dingin kali yah. Beberapa kali juga saya keluar ruangan karena mual dan akhirnya sampai muntah-muntah (di kamar mandi tentunya gak di ruang ujian hehe). Untungnya pengawas mengijinkan ke kamar kecil meskipun waktu setiap section sangat terbatas. Bagaimana dengan soal ujian? Section 2 masih saya paksakan membaca teks dan soalnya. Section 3, dst teks-nya semakin panjang dan kepala saya semakin pening. Alhasil dari section 3 – 5 (sekitar 130-an soal dari 170 soal) saya jawab tanpa membaca teks dan soalnya. Saat itu saya sudah pasrah apapun hasilnya. Dalam kondisi serasa hampir pingsan, tetap saya paksakan untuk menjawabnya meskipun tangan sudah gemetar karena menahan kepala yang semakin pening. Alhasil 20 menit sebelum waktu habis saya sudah selesai menjawab 170 soal hehe...padahal normalnya saat beberapa kali saya ujian TOEFL, waktu 3 jam itu masih kurang apalagi saat memasuki section reading yang teksnya panjang-panjang.
Hasilnya...eng...ing...eng...dengan hati berdebar saya membuka laman pengumuman hasil UM dan “Selamat, saudara lolos secara akademik.” Subhanallah walhamdulillah. Saya takjub, padahal saya pesimis bisa lolos karena ujian materi kedua tidak maksimal. Untuk skor PAPs alhamdulillah melebihi skor minimal yang disyaratkan, sedangkan skor AcEPT-nya kurang 7 point dari minimal yang disyaratkan. Dan menurut saya ini skor AcEPT yang ajaib hehe... Saat saya ke DAA untuk meminta LoA, saya tanyakan juga mengapa saya bisa lolos padahal skor AcEPT saya kurang, bersamaan dengan saya kesana saat itu ada juga beberapa pelamar yang tidak diterima karena skor ujiannya tidak memenuhi syarat. Jawabannya katanya karena skor PAPs saya melebihi skor yang disyaratkan dan selisih kekurangan skor AcEPT saya hanya sedikit.

Inilah wujud pertolongan Allah untuk saya. Bukan saya yang pandai menebak jawaban, tapi Allah yang menuntun tangan saya sehingga dapat memilih jawaban yang tepat meskipun teks dan soalnya tidak saya baca. Ini juga merupakan berkah dari do'a ibu yang tak pernah lelah mendo'akan dan mendorong saya untuk study lanjut. Sayapun tertegun. Hal ini semakin menambah kesadaran saya bahwa ini bukan semata-mata perwujudan cita-cita saya untuk study lanjut, namun ini adalah amanah Allah yang harus saya kelola dengan baik dan harus saya pertanggungjawabkan hasilnya kelak. Insya Allah, semoga Allah memberikan saya umur panjang sehingga saya bisa berkontribusi membangun negeri ini. Amin yaa Rabb. 

5 komentar:

  1. Berkesan sekali ceritanya :")

    ReplyDelete
  2. memotivasi sekali :) Awesome,

    ReplyDelete

  3. buat yang blum lulus PAPs kursus disini aja http://www.olx.co.id/iklan/paps-ugm-kursus-70415578.html#pn_4a8a5ecbdf52ad8f9fca28bd9393b64e

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum, kak :D
    saya mau nanya sedikit nih, waktu pengajuan beasiswa LPDP kmrin, kakak minta surat rekomendasi ke siapa ?
    Sy sgt mnghrpkan balasannya, terima kasih :)
    Assalamualaikum

    ReplyDelete

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger