Privat Doc. 2014 |
Hei, saya mau mereview salah satu app yang cukup bagus buat belajar bahasa
Inggris, Speaky. Kamu dapat menemukan aplikasi ini di Playstore.
Gratis meskipun ada juga paid account untuk member premium. Bedanya apa? Tidak ada
bedanya karena saya sudah mencoba keduanya. Saya kira join premium bisa
otomatis menyortir fake account ternyata tida bisa.
Jadi saya sedang mengupgrade kemampuan bahasa Inggris untuk persiapan sekolah lagi :D. Saya lebih senang belajar otodidak, selain karena sayang
budget juga tipe yang tidak betah mengikuti pelajaran di kelas. Hmm... yah
dulu sewaktu di sekolah bahkan sampai kuliah sering bolos. Duh semoga mahasiswa saya tidakmengikuti jejak yang tidak baik ini.
So, setelah membaca review dari aplikasi-aplikasi yang bisa buat belajar percakapan
English online, saya pilih Speaky. Membaca ulasannya sih sepertinya keren. Lalu setelah
join ... eng ing eng ... kesimpulannya punya dua sisi lah ya good and
bad.
Jadi saat saat membaca review orang lain tentang speaky, ekspektasi saya tinggi. Bisa bertemu native, berbincang berbagai topik, dan yang terpenting
kesalahan-kesalahan grammar saya bisa dikoreksi oleh native. Tapi ternyata
app ini lebih seperti komunitas dating. Salah masuk dong hahaha ... Di sana
banyak sekali fake account yang ujung-ujungnya atau malah to the poin ngajak
dating, sexting, biasanya mereka keukeuh minta nomor whatsapp dan minta foto saya
(saya nggak pasang foto tampak wajah). Saya selalu menolak secara baik tapi
yah responnya beragam. Yang langsung berhenti kirim chat, itu bagus. Namun ada juga yang
memaki, marah, kata-kata kasar keluar semua deh. Jika menemukan yang seperti ini saran saya cukup abaikan dan go on dengan goals kamu.
Tapi diantara yang bad itu banyak juga ko yang ril human kalau istilah
saya. Umumnya mereka juga join karena untuk belajar bahasa Inggris, belajar
budaya, menambah pertemanan. Mereka bukan native dan berasal dari negara-negara
yang bahasa ibu-nya bukan bahasa Inggris, seperti Turki, Mesir, India, Rusia, Tunisia, dll. Mereka yang di bio-nya mencantumkan sebagai native malah
banyak yang fake. Kelebihan app ini pertama kita bisa bertemu teman dari berbagai negara. Sharing tentang budaya, banyak hal menarik yang saya pelajari dari mereka. Kedua, ada feature edit dan correct jadi jika ada typo atau kesalahan grammarly saat percakapan dapat saling mengoreksi.
Saya mendapatkan beberapa teman yang baik banget. Sangat bersyukur bertemu mereka. Ini sangat membantu saya meningkatkan
vocabulary, sentence structure, grammar, dan yang terpenting jadi lebih terbiasa
berbincang dengan bahasa Inggris. Kita belajar tidak seperti di kelas yang ada teori ini itu yang membosankan,,, hanya dengan menyimak dan merespon pembicaraan saya sudah belajar banyak hal yang ingin dipelajari. Belajar dengan cepat dan spontan. Untuk membangun kenyamanan sebaiknya bangun open minded, respect meskipun berbeda keyakinan dan prinsip, tahu goals masing-masing, don't too severe and speak even random topics, then we become friends :D.
Saya berikan tips untuk kamu yang mau join di komunitas seperti ini. Pertama,
set goals clearly, tentukan tujuan dan sampaikan dengan jelas ke teman bicara kamu
di awal. Saya selalu sampaikan bahwa goals saya adalah untuk meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris untuk persiapan study. Boleh sambil saling belajar
budaya, berteman, tetapi tidak lebih dari itu. Buat rules dan stick to your
rules. Saya punya dua rules: tidak memberikan nomor whatsapp ke orang asing
(please baca-baca artikel di google kenapa ini tidak direkomendasikan), tidak
memberikan foto ke orang asing, saya berhati-hati
terhadap human trafficking. Please baca juga apa itu human trafficking. Saya tidak menampilkan foto wajah di app tersebut jadi seringkali mereka minta foto saya.
Namun dalam kasus saya sudah merasa nyaman dengan mereka dan setelah memastikan mereka bukan fake account saya baru bersedia membagi link google scholar atau sosial media lain jika mereka ingin melihat profil saya. Lebih sering saya hanya membagi akun google scholar.
Namun dalam kasus saya sudah merasa nyaman dengan mereka dan setelah memastikan mereka bukan fake account saya baru bersedia membagi link google scholar atau sosial media lain jika mereka ingin melihat profil saya. Lebih sering saya hanya membagi akun google scholar.
Please juga banyak menambah wawasan bahwa situs atau app yang seperti ini sering
dijadikan modus human trafficking. Apalagi cewek harus ekstra hati-hati. Jangan
termakan rayuan gombal cowok asing. Jika ada suddenly orang asing baru
chat beberapa saat atau hari terus bilang suka, ngajak dating, atau apalagi ngajak menikah kudu diwaspadai banget. So intinya kamu harus punya rules and
stick to your rules untuk keamanan kamu sendiri. Hati-hati juga terhadap scammer, biasanya mereka pedekate karena mau uang kamu.
Karena sering mengobservasi akhirnya saya tahu bagaimana membedakan
real account sama fake. Pertama, si kelompok real nggak pernah memaksa
meminta nomor wasap atau foto. Kedua, tidak pernah membicarakan topik dating atau
sexting. Topik pembicaraan umumnya lebih bermanfaat, meskipun random. Ketiga, untuk case Speaky sebelum menerima pertemanan atau memulai pertemanan bisa
cek dulu bio di akun-nya, akun tersebut mendapatkan sticker atau tidak. Akun ril umumnya
memiliki beberapa stickers. Stiker ini adalah semacam feedback/penilaian yang diberikan
teman ngobrol kita apakah kita cool, talkactive, helpful,
atau yang lainnya. Saya selalu memberikan sticker ke teman real, demikian juga mereka melakukan hal yang sama ke akun saya. Meskipun ada beberapa yang entah
mengapa bagde sticker untuk saya nggak muncul sehingga dia nggak bisa ngasih
feedback.
Nah itu aja, semoga bermanfaat untuk yang sedangsemangat belajar bahasa Inggris. Tapi
ingat ya, komunitas seperti ini hanya bagus untuk low intensity learning. Untuk
mendapatkan kemampuan English yang lebih baik tentunya dibutuhkan pendekatan
belajar lain yang lebih serius dan mendalam. So, saran saya kedua pendekatan ini dilakukan. Bersantai sambil belajar itu perlu, tapi belajar dengan lebih serius juga sangat perlu.
Bandung, 4 September 2019
Bagus
ReplyDelete