Setelah
memilah dari beberapa buku yang saya baca di pekan ini, untuk resume akhirnya
saya memilih buku Manajemen Sumber Daya Manusia karyanya Raymond A. Noe, et
all, sekalian merefresh matakuliah Manajemen SDM. Buku ini banyak menyajikan
kasus2 HRM (Human Resource Management) pada perusahaan-perusahaan Amerika,
menarik sekali sehingga calon-calon manager di Indonesia bisa mengadopsi konsep
tersebut.
Chapter
yang saya baca diawali dengan kisah Starbucks, kedai kopi yang berpusat di
Seattle AS yang terus berkembang pesat mendunia. Perusahaan ini pada 2006
ditarget memiliki sekitar 30.000 toko di seluruh dunia dan 15.000 toko di AS.
Ketika buku tersebut ditulis Starbucks telah berhasil menciptakan 2.800
lapangan kerja secara global. Apa istimewanya dengan kedai kopi ini? Kunci
keberhasilannya ternyata terletak pada manajemen perusahaan yang menempatkan
karyawan sebagai mitra. Dimana mitra ini mampu memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan. Perlakuan yang tepat terhadap karyawan merupakan hal yang
diutamakan di Starbucks. Mungkin ini bertolak belakang dengan manajemen
sebagian besar perusahaan yang sering kita lihat, dimana karyawan pada umumnya
hanya diposisikan sebagai bawahan.
Karena
peran karyawan sangat sentral dalam mitra Starbucks, maka Starbucks sangat
selektif dalam melakukan seleksi dimana karyawan yang terpilih haruslah orang
yang tepat (the right man on the right place), melatihnya, menghargainya dan
mempertahankannya dengan gaji di atas UMR. Pameran kerja, iklan di toko, situs
perusahaan, dan referensi karyawan digunakan untuk merekrut karyawan baru. 85%
karyawan Starbucks adalah karyawan paruh waktu, namun mereka sangat dihargai
dengan diberikan tunjangan purnawaktu jika overtime, biaya kesehatan,
pembayaran cuti sakit, penggantian biaya kuliah bagi karyawan yang masih
kuliah, saham atau bonus lain yang layak dan setiap minggu para mitra ini
menerima 1 pon kopi gratis.
Starbucks
juga memiliki program pelatihan yang intensif terutama bagi karyawan baru
dimana para manajer bertindak langsung sebagai pelatihnya. Pelatihan tersebut
fokus pada pengetahuan tentang kopi dan cara menciptakan pengalaman positif
bagi pelanggan. Kurikulum dan model pelatihan yang digunakan seragam pada
seluruh cabang. Para manajer dan asisten manajer juga diberikan pelatihan
khusus tentang manajemen ritel, komputer, kepemimpinan, dan pelatihan lain yang
mendukung kegiatan usaha. Starbucks meyakini bahwa keberhasilan keuangan
perusahaan berasal dari praktik SDM bukan sebaliknya, sehingga manajemen HRM
memiliki kedudukan sentral dibandingkan manajemen keuangan itu sendiri.
Kasus
di atas membuktikan bahwa Departmen SDM memiliki peran strategis di perusahaan.
SDM berbasis bukti (evidance-based HR) menunjukkan bahwa praktik SDM di
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap target perusahaan atau pemangku
kepentingan dalam perusahaan (karyawan, pelanggan, masyarakat, dan pemegang
saham). Hal ini membantu menunjukkan bahwa uang yang dialokasikan untuk program
SDM sebenarnya adalah investasi bukan semata-mata biaya seperti banyak
diasumsikan.
Di US
saat ini semakin banyak perusahaan yang tertarik menggunakan aset tidak
berwujud dan modal manusia untuk memperoleh keuntungan yang melebihi para pesaing. Suatu perusahaan
biasanya memiliki 3 jenis aset, yakni aset keuangan (kas dan sekuritas), aset
fisik (bangunan, pabrik, peralatan), dan aset tak berwujud (intangible aset) yang
meliputi modal manusia, pelanggan, sosial, dan intelektual. Di US intangible
aset terbukti lebih berharga dibandingkan dua aset lainnya, diperkirakan 75%
sumber nilai perusahaan terletak pada intangible aset.
Contoh
kasus perusahaan penerbangan Southwest Airlines (SA), American Airlines (AA),
dan United Airlines (UA) merupakan bukti bahwa intangible aset lebih berharga
dibandingkan dua aset lainnya. AA dan UA memiliki aset keuangan dan aset fisik
yang sama atau bahkan lebih besar daripada SA tetapi kedua perusahaan tersebut
belum mampu menyaingi rute penerbangan yang ditawarkan oleh SA. Laba yang diperoleh SA juga lebih tinggi
daripada AA dan UA, SA juga dikenal sebagai perusahaan penerbangan yang selalu
tepat waktu. Apa rahasianya? Perbedaan SA dan perusahaan pesaingnya terletak
pada cara mereka memperlakukan karyawan. Contoh, SA memiliki kebijakan tidak
ada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mereka mampu konsisten mempertahankannya
dalam kondisi yang sulit sekalipun seperti saat peristiwa 9 September
(pengeboman WTC). SA juga mementingkan pelatihan dan pengembangan kepada para
karyawannya. Para tenaga ahli pesawat juga selalu ready di bandara sehingga
jika ada butuh reparasi pesawat bisa dilakukan dalam waktu cepat dan pesawat
tetap berangkat tepat waktu. Kebijakan ini menyebabkan para karyawan SA
bersifat loyal, produktif dan fleksibel dimana mereka totalitas berkontribusi
terhadap keberhasilan maskapai penerbangan.
Perkembangan
e-commerce menyebabkan HRM bisa dilakukan lebih fleksible di US. Globalisasi
perekonomian dunia melalui e-commerce membuat gagasan 40 jam kerja/minggu.
Sebagai hasilnya perusahaan harus dijaga selama 24 jam/hari dan 7 hari/minggu
artinya setiap saat perusahaan tersebut harus dijaga. Para karyawan profesional
tentu menghadapi jam kerja yang panjang dan tuntutan pekerjaan yang melampaui
batas kehidupan pribadi mereka. Sementara perusahaan menuntut hasil kerja
karyawan yang lebih besar sehingga mengakibatkan stressor karyawan meningkat,
karyawan yang kurang puas, hilangnya produktivitas, dan efek terburuk adalah menurunkan
omzet dan profit.
Solusinya
adalah perusahaan perlu mengambil langkah yang lebih fleksibel pada HRM. Ini
dicontohkan oleh Best Buy, outlet elektronik konsumen terbesar di AS.
Perusahaan menetapkan standar yang fleksibel bagi para karyawan, dimana karyawan
bebas untuk menentukan bagaimana, kapan, dan dimana mereka bekerja. Apakah
mereka memilih bekerja di kantor, rumah, atau tempat lain. kehadiran karyawan
dalam rapat fisikpun bukan suatu keharusan bagi Best Buy, asalkan mereka tetap
mencapai produktivitas yang ditetapkan perusahaan. Karyawan bisa melakukan
konferensi jarak jauh dengan para para manajer untuk membicarakan sesuatu.
Model seperti ini ternyata berpengaruh signifikan untuk menaikkan profit
perusahaan dan model ini tentu saja hanya cocok untuk perusahaan yang berbasis
e-commerce.
Perusahaan
yang berkualitas biasanya menetapkan standar ISO 9000:2000 dan standar Malcolm
Baldrige National Quality Award. Yang dikenal di Indonesia mungkin baru ISO,
kita jarang mendengar ada standar Baldrige Award. Penghargaan Baldrige yang
diciptakan oleh hukum publik merupakan pengakuan tentang kualitas suatu
perusahaan, meliputi kinerja kemepimpinan, pengukuran analisis dan manajemen
pengatahuan, perencanaan strategis, fokus tenaga kerja, proses manajemen, hasil-hasil
bisnis, serta pelanggan dan pasar. Semua pemohon Baldrige Award menjalani
proses pemriksaan yang ketat selama 300-1000 jam. Salah satu manfaat utama
Baldrige Award adalah sebagai laporan umpan balik dari tim pemeriksa yang
mencatat berbagai kekuatan dan bidang perbaikan yang harus difokuskan oleh
perusahaan.
Standar
ISO 9000:2000 diterapkan oleh International Organization for Standardization di
Jenewa Swiss. ISO 9000 merupakan nama keluarga dari standar-standar ISO 9000,
9001, 9004, dan 10011 yang meliputi persayaratan penetapan standar kualitas
serta proses pengerjaan dokumen untuk membantu perusahaan dalam memahami
berbagai persyaratan sistem kualitas. Standar ISO 9000:2000 berlaku untuk
perusahaan industri manufaktur, pengolahan, jasa, kehutanan, komputer, baja,
hukum, dan keuangan. ISO 9000 adalah standar yang paling menyeluruh karena
meliputi perancangan dan pengembangan spesialisasi aktual untuk sistem
manajemen kualitas. ISO 1994 memberikan panduan bagi perusahaan yang ingin
memperbaiki kualitas. Keberhasilan standar-standar tersebut tentu sangat
bergantung kepada kinerja SDM perusahaan, maka disini peran HRM dalam
perusahaan juga menjadi sangat penting.
Standar-standar
tersebut bermanfaat bagi konsumen, secara tidak langsung standar tersebut
menunjukkan apakah produk yang dibeli konsumen memenuhi persyaratan atau tidak,
baik dari segi spesifikasi, keselamatan, keamaanan, raw material, maupun hal
lain yang menyangkut kualitas suatu produk. Salah satu contoh standar ISO
terdapat pada sampul belakang buku yang disebut nomor ISBN (International
Standar Boook Number). Buku yang memiliki ISBN adalah yang sudah memenuhi
standar ISO.
HRM
juga tenyata memiliki permasalahan hukum dan etik. Lima bidang utama dari
lingkungan hukum telah mempengaruhi HRM sejak puluhan tahun lalu. Bidang
tersebut merupakan UU tentang peluang pekerjaan yang sama, keselamatan dan
kesehatan kerja, gaji dan tunjangan karyawan, kebebasan pribadi karyawan, dan
keamanan kerja. Perhatian masalah HRM di US cenderung lebih ditekankan pada
usia, ras, diskriminasi agama, dan diskriminasi terhadap karyawan penyandang
cacat. Contohnya adalah kasus glass ceiling dimana pihak minoritas ulit untuk
masuk jajaran manajemen puncak, screening DNA bagi karyawan karena
dikhawatirkan menularkan penyakit genetik, dll.
Perluasan
bisnis global menjadi mudah karena adanya teknologi. Tentang pengembangan
teknologi Insya Allah akan saya bahas di resume selanjutnya, khususnya menilik
peran manajemen teknologi dalam pengembangan agribisnis. Globalisasi tidak
hanya mempengaruhi perusahaan-perusahaan dengan operasi internasional, namun
juga perusahaan lokal, dimana mereka bisa saja membeli atau memproduksi
barang-barang yang telah diproduksi di LN, mempekerjakan karyawan dari berbagai
latar belakang, atau bersaing dengan perusahaan-perusahaan milik asing.
Pada
akhirnya setiap perusahaan akan bersaing untuk bertahan hidup dan menembus
pasar internasional. Untuk meningkatkan daya saing global perusahaan harus
meningkatkan daya saing global seta mempersiapkan karyawan yang lebih baik
untuk tugas-tugas global. Untuk memasuki pasar internasional, perlu kiranya
kita meniru strategi US, yakni dengan mengirim para karyawan atau manajer lokal
untuk bekerja di perusahaan-perusahaan internasional. Pelatihan lintas budaya
juga dilakukan untuk mempersiapakan karyawan dan keluarganya tinggal di LN dan
harus kembali ke negaranya jika sudah selesai masa tugasnya. Agar dapat
berhasil bersaing di pasar global maka perusahaan harus mampu memahami
perbedaan perbedaan budaya dan serius berinvestasi dalam bentuk intangible
aset.
-tri hanifa IM1-
tulisan ini dimuat di http://indomembaca.blogspot.com/2014/05/manajemen-sdm-mencapai-keunggulan.html
sumber gambar : http://www.nakernews.com/apindo-minta-pemerintah-giatkan-pelatihan-buat-pekerja-2/
sumber gambar : http://www.nakernews.com/apindo-minta-pemerintah-giatkan-pelatihan-buat-pekerja-2/
Asslm.. ini Mba Tri Hanifa alumni ustadzah TPA Baiturrahim nologaten ya? Sy alumni BR jg :D
ReplyDeleteNice-inspiring blog..
iya, dulu saya pernah mengajar di TPA Baiturrohim :).
Delete