Home » » Riset sebagai Sumber Belajar Sains

Riset sebagai Sumber Belajar Sains


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu komponen ilmu sains. Einstein yang dikutip oleh Nash dalam bukunya Darmojo mengatakan bahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola pikir yang logis dan ilmiah (Darmojo, 1993 dalam Theresia K. Brahim, 2007). Sains itu sendiri merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Departemen Pendidikan Nasional, 2004 dalam Theresia K. Brahim, 2007).

Lebih lanjut Theresia K. Brahim mengatakan bahwa dalam mempelajari sains, terdapat tiga komponen utama yang akan mampu mengembangkan potensi siswa, yakni proses, produk, dan sikap. Proses digambarkan sebagai langkah-langkah penelitian yang meliputi observasi, menguji hipotesis, dan kesimpulan. Produk dapat berbentuk konsep, prinsip, teori, dan hukum. Sedangkan sikap berkaitan erat dengan ketelitian, kejujuran, dan pembuatan keputusan yang benar. Sains dapat juga diartikan sebagai suatu hasil dari kegiatan manusia berupa ilmu pengetahuan, konsep, gagasan atau ide yang terorganisir melalui serangkain proses ilmiah. Proses ilmiah ini dapat berupa penelitian, penyusunan, dan penyajian suatu gagasan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sains seperti halnya IPA seorang guru dituntut untuk mengajak siswa agar melakukan riset sederhana untuk memudahkan proses pembelajaran.

Sedangkan riset atau penelitian adalah proses penemuan solusi secara sistematis, logis, dan obyektif terhadap suatu masalah spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan (Anonim, 2010). Riset merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu inovasi baru atau modifikasi dari penemuan yang sudah ada. Hasil riset merupakan jawaban dari problem ilmiah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Problem ilmiah tersebut dapat berupa problem masyarakat maupun problem ilmu pengetahuan dan teknologi.

Riset pada umumnya dilakukan di laboratorium yang merupakan suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah, di lapangan yakni dilakukan pada kehidupan yang sebenarnya, atau kepustakaan yakni dengan cara mengumpulkan data dari dokumen atau literatur. Tujuan dari riset, pertama adalah eksploratif (penjajagan) yakni mencari sesuatu yang belum ada sehingga menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan baru. Kedua, verifikasi (pengujian) yakni menguji kebenaran dari sebuah teori yang sudah ada. Dan ketiga, development (pengembangan) yakni mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada sekaligus menguatkan teori yang sudah ada. Jenis data hasil riset dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa deskripsi masalah dan pemaparan kondisi/keadaan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan atau tingkatan (Suherman, 2010). Riset yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model eksperimentasi sederhana yang bertujuan untuk verifikasi. Riset ini dapat dilakukan di laboratorium maupun di dalam kelas berupa demonstrasi eksperimen oleh guru atau secara langsung dilakukan oleh siswa.

Riset di sekolah dasar berfungsi agar siswa dapat mengenal lingkungan sekitarnya dan mengenal potensi dirinya sendiri berdasarkan pada pengalaman-pengalaman langsung dalam sebuah kegiatan praktis eksperimentasi. Riset ini juga berfungsi agar siswa mampu mengembangkan kompetensi, menjelajah, meningkatkan daya nalar kritis, dan menyelami alam sekitarnya melalui sebuah kegiatan ilmiah. Ketika melakukan sebuah penelitian, siswa dirangsang untuk bereksplorasi, berkreasi dan berimajinasi atas apa yang mereka pelajari.

Riset yang diberikan kepada siswa juga hendaknya memprioritaskan riset berdasarkan isu-isu aktual saat ini. Ada beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini yakni masalah energi (energy), air (water), pangan (food), lingkungan (environment), penyakit (disease), dan beberapa masalah sosial lain. Riset perkembangan isu aktual akan mengarahkan siswa agar memiliki karakter peduli dengan problem-problem sosial masyarakat kekinian.


Referensi:
Brahim, Theresia K. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, Melalui Pendekatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar. Jurnal Pendidikan Penabur-no 09/Tahun ke 6/Desember hal. 37-49.
Rahman Sudiyo, Ph.D., Dikutip langsung dalam Training Riset Community Development MITI-Mahasiswa kerjasama dengan SCCF UGM 9-10 Oktober 2010.
Suherman, S.Si., M.Sc., Dikutip langsung dalam Training Riset-Community Development MITI-Mahasiswa kerjasama dengan SCCF UGM tanggal 9-10 Oktober 2010.



1 komentar:

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger