Ada pengalaman menarik ketika saya dan tim LO (Liaison Officer) MITI Mahasiswa DIY mengadakan kunjungan ke UMY tahun 2010 lalu. Kisah yang tanpa sengaja saya temukan masih rapih tersimpan diantara ribuan email lain.
Saya berangkat langsung dari tempat mengajar pukul 15.30. Saat itu hujan turun cukup deras. bismillah, saya mantapkan hati untuk berangkat meskipun harus menerobos hujan. Saya janjian ketemu dengan Ummy (staf korwil Jateng-DIY) di depan PKU Muhammadiyah. Ummy bilang akan lewat jalan Bantul karena lebih dekat. Saya ngikut saja karena jalan yg saya tahu hanya lewt ringroad memang lumayan jauh. Singkat cerita setelah bertemu Ummy, saya mengikuti Ummy di belakang karena dia yang tahu jalan. Perjalanan tidak bisa cepat karena jalanan licin dan arus lalu lintas cukup padat. Semakin jauh berjalan saya mulai berfikir ada yang aneh. Seingat saya UMY tidak masuk pedesaan. Tapi saya tetap tsiqoh mengikuti Ummy di belakang. Dan ternyata dugaan saya benar, kami kesasar cukup jauh alhasil setelah tanya-tanya penduduk, harus balik arah ke jalan semula. Dan ternyata keluarnya ke ringroad juga. Jadinya jalan yang dimaksud Ummy lebih jauh dari yang saya kira ^_^.
Masalah belum selesai sampai disini. Saya terus mengikuti Ummy kali ini dengan kecepatan cukup tinggi karena berada di jalur lambat. Hujan saat itu masih turun cukup deras. Setelah jauh berjalan, saya mulai berfikir ada yang aneh lagi nih. Seingat saya UMY itu dipinggir jalan raya tidak mausk-2 pedesaan kayak gini. Malah dikiri kanan jalan sudah terlewati hutan-hutan kecil. Akhirnya saya kejar Ummy khawatir jika nyasar lagi. Setelah sama-sama berhenti spontan saya bilang “ukh sepertinya kita nyasar lagi deh.” Namun ketika orang tersebut menoleh, betapa kagetnya saya. Ko Ummy berkumis ^_^. Bapak tersebut juga tampaknya bingung tiba-tiba saya stop dan saya tanya begitu. Rupanya sejak belok dari lampu merah saya salah mengikuti orang. Maklum saat itu semua memaki mantel. Berhubung kecepatan tinggi saya hanya fokus melihat warna mantelnya. Bapak ini memeakai mantel persis yang dipake Ummi. Gak kebayang deh betapa malunya saya ^_^… setelah minta maaf saya langsung tancap gas dengan perasaan campur aduk antara bingung, malu, dan pengen ketawa ^_^ malu karena saya ngikutin orang yang salah dan bingung karena saya tidak tahu arah. daerah itu benar-benar asing bagi saya. Setelah tanya sana-sini akhirnya nyampe juga di UMY sekitar jam 16.50an. berarti hamper 1 jam setengah perjalanan saya mencari UMY. Padahal normalnya mungkin hanya sekitar 30-40 menit saja.
Sampai di UMY, saya bingung lagi, HP Ummy ga bisa dihubungi (mati karena kehujanan). Mau kontak langsung mahasiswa UMY tidak ada satupun no yg saya punya. Tanya LO lain, dia ternyata tdk berangkat dan tdk tahu juga CP mahasiswa yang akan dikunjungi. Duh masa balik lagi. Hujan saat itu masih turun rintik-2. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit akhirnya ummy sms saya pinjam HP salah satu mahasiswa UMY. Alhamdulillah diskusi bisa dimulai jam 17.an-isya.
Ba’da isya kami baru menyelesaikan diskusi itupun karena mengingat perjalanan pulang yang jauh dan cuaca masih mendung. Ditambah kami pulang hanya berdua akhwat semua. Salah satu teman langsung pulang tanpa menunggu kami terlebih dahulu. Ketika mau pulang Ummy bilang begini ke saya “mba tahu tidak ini bukan pertama kalinya aku ke UMY menerobos hujan, dulu lebih parah lagi. Menerobos hujan badai. Benar-benar badai, mba. Lebih deras dari hari ini hujannya.” Saya tertegun. Subhanallah luar biasa perjuangan seorang korwil tidak peduli hujan badai, tetap diterjang untuk membantu kader-kader di kampus. Dan saya malu, pengorbanan saya sebagai LO masih jauh dari optimal. Wallahu’alam bi shawab.
Notes: Kenangan ketika masih menjadi LO Departemen Riset MITIM, 2010
0 komentar:
Post a Comment