Aku ingin berlari, meskipun sebenarnya jalanan yang harus aku lewati sangat sempit dan berliku. Justeru karena jalanan seperti itulah salah satu alasan aku untuk berlari. Aku tidak takut jatuh atau terpeleset sama sekali. Dan jikapun ternyata aku harus terpeleset, maka akupun telah siap dengan konsekuensi itu. Aku berharap segera keluar dari jalan sempit itu dan menemukan jalan yang lebih lebar sehingga aku mampu leluasa bergerak. Namun situasi tidak mendukungku karena aku tidak sendiri. Aku tidak memakai jalan sendiri dan aku harus memikirkan nasib pengguna jalan yang lain. Mereka adalah para pejalan kaki. Apa yang harus aku lakukan? Tinggalkan mereka dan terus berlari sendiri? Berjalan bersama sembari menunggu mereka mampu berlari? Memotivasi agar mereka mau berlari? Ataukah aku tinggalkan saja jalan itu dan aku bebas mencari jalan lain? Aku telah bosan berjalan kaki dan aku ingin berlari.
Sedikit sekali orang yang tegar tatkala ada masalah. Tidakkah kita ingat bahwa bukanlah hidup namanya jika tidak ada masalah. Orang yang tetap bisa berlari ditengah-tengah masalah adalah orang yang kokoh dan berani. Ia muncul sebagai solusi karena ketegaran dan keberaniannya yang menawan. Ketegaran muncul bukan karena semata fisik yang kuat, namun ia muncul karena jiwa yang kuat.
Namun aku masih berfikir untuk tidak berlari sendiri. Aku ingin mengajak para pejalan kaki itu juga untuk berlari. Keluar dari jalan sempit itu. Namun aku belum menemukan jalan yang tepat untuk itu. Semoga aku bisa bersabar berjalan bersama para pejalan kaki itu sambil aku berusaha mengajak mereka berlari. “Bersemangatlah meraih apapun yang bermanfaat bagimu, mohonlah kepada Allah dan jangan pernah merasa lemah.”
Untuk Ummu Haura, jazakillah khoir telah diingatkan tentang hal ini. Semoga ini menambah kuat pundak saya.
0 komentar:
Post a Comment