Home » , , » Belajar Dermawan dari Abdurrahman Bin Auf

Belajar Dermawan dari Abdurrahman Bin Auf

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan menyakiti (perasaan si penerima) mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” 

Dalam sejarah Islam, Abdurrahman bin Auf dicatat sebagai orang kedelapan yang pertama masuk Islam dan orang kelima yang diislamkan oleh Abu Bakar. Ia juga merupakan satu dari 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah berikut:
“Wahai Aisyah inginkah engkau mendengar kabar gembira? Aisyah menjawab, ‘tentu ya, Rasulullah.’ Lalu Rasulullah bersabda: ‘Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira mausk surga, yaitu: 1) ayahmu (Abu Bakar) masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; 2) Umar masuk surga dan kawannya adalah Nuh; 3) Utsman masuk surga dan kawannya adalah aku (Rasulullah); 4) Ali masuk surga dan kawannya adalah Yahya bin Zakaria; 5) Thalhah masuk surga dan kawannya adalah Daud; 6) Azzubair masuk surga dan kawannya adalah Ismail; 7) Sa’ad bin Abi Waqqash masuk surga dan kawannya adalah Sulaiman; 8) Said bin Zaid masuk surga dan kawannya adalah Musa bin Imran; 9) Abdurrahman bin Auf masuk surga dan kawannya adalah Isa bin Maryam; dan 10) Abu Ubaidah Ibnu Jarrah masuk surga dan kawannya adalah Idris alaihissalam.”
Perang Uhud telah memberi 20 bekas luka dalam tubuhnya dan salah satu lukanya menyebabkan dia pincang. Perang Uhud juga menyebabkan beberapa giginya rontok sehingga mempengaruhi ucapan dan tutur katanya. Dalam lubuk hatinya telah terhujam hijrah dan jihadnya fi sabilillah semata-mata untuk mengibarkan panji Islam dan meninggikan kejayaan Islam.
Abdurrahman telah mengenal jalan ke surga, oleh karena itu ia memperolehnya dan pemberian dan pengorbanan. Pemberian dan pengorbanan dengan seluruh jiwa, raga, dan hartanya. Pengorbanan dengan jiwa adalah puncak dari segala kemurahan hati.
Abdurrahman sangat mahir bisnis. Ia sangat menguasai perekonomian dan keuangan. Dia pernah berkata: “Anda akan melihat aku, tiap aku mengangkat batu aku berharap menemukan di bawhanya emas atau perak.” Kata-kata itu menggambarkan usahanya yang keras dalam hal bisnisnya. Tetapi kegiatanya dalam berbisnis tidak menghambat palaksaan akidahnya dan tetap komitmen dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Selain mahir berbisnis, Abdurrahman bin Auf juga merupakan salah seorang pilar dakwah Islam dan salah seorang yang dibina dan dipersiapkan langsung oleh Rasulullah untuk membawa panji dan penyebaran agama Islam. Mereka selalu melakukan pembinaan rutin di rumah Alarqom bin Abi Alarqam. Inilah yang menjadi tonggak sejarah mengapa pembinaan rutin (tarbiyah) itu penting bagi pembentukan pribadi kaum muslimin.
Abdurrahman bin Auf memulai usahanya dengan berdagang keju dan minyak samin. Dan bisnisnya tersebut berkembang sangat pesat sehingga ia menjadi orang yang sangat kaya raya di masa itu. Di pihak lain, kaum muslimin di bawah anjuran dan bimbingan Rasulullah saw juga bangkit untuk bekerja. Diantara mereka ada yang menjadi petani, pedagang, pandai besi, penjahit, buruh pekerja, dan lain-lain. Dan tidak ada seorangpun yang menganggur tatkala itu. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki namun juga wanita. Dikisahkan seorang wanita datang memberikan hadiah kepada Rasulullah. Ia memberikan sehelai mantel seraya berkata “Ya, Rasulullah, mantel ini aku tenun sendiri dengan tanganku.” Dan Rasulullahpun menerima hadiah itu.
Suatu ketika, Rasulullah berkata kepada Abdurrahman bin Auf: “Hai Abdurrahman bin Auf, kamu sekarang menjadi orang kaya dan kamu akan masuk surga dengan merangkak. Pinjamkanlah hartamu kepada Allah agar lancar kedua kakimu.” (HR Al-Haakim dan Al-Mustadrak). Pesan Rasulullah tersebut sangat menyentuh hati Abdurrahman bin Auf. Sejak saat itu dia banyak bersedekah dan Allah ternyata semakin melipatgandakan kekayaannya. Dia bersaing dengan Utsman bin Affan dalam membiayai pasukan muslim yakni dengan menyerahkan separoh kekayaannya kepada Rasulullah saw. Ketika menerimanya, Rasulullah saw berdo’a : “Semoga Allah memberkahimu dari apa yang kau tahan dan yang berikan.”
Dalam kisah lain, Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas ra. Ketika Aisyah sedang bebrada di rumahnya dia mendengar suara gaduh menggema di kota Madinah. Aisyah bertanya ‘kejadian apa itu?’ dan dijawab bahwasannya kafilah unta milik Abdurrahman bin Auf tiba dari Syam membawa segala macam barang sebanyak tujuh ratus unta. Aisyah berkata, ‘aku pernah mendengar Nabi saw bersabda: ‘aku lihat Abdurrahman bin Auf memasuki surga dengan merangkak.’ Ucapan Aisyah tersebut sampai kepada Abdurrahman bin Auf, lalu dia berkata ‘kalau bisa aku akan masuk surga dengan melangkah (jalan kaki).’ Llau di membagikan seluruh hartanya di jalan Allah.
Salah satu bukti lagi dari kedermawanan Abdurrahman bin Auf adalah wasiat menjelang ajalnya. Ia berwasiat agar setiap kamu muslimin yang ikut perang Badar dan masih hidup diberi empat ratus dinar dari harta warisannya, dan ternyata kaum muslimin yang selamat dari perang Badar berjumlah seratus orang termasuk Utsman dan Ali ra. Dalam hal ini berati ia menyumbangkan 40ribu dinar untuk seluruh kaum muslimin yang selamat dari perang Badar. Selain itu, dia juga berwasiat agar sejumlah besar uangnya diberikan kepada ummahatul mukminin (janda-janda Rasulullah saw) sehingga Aisyah berdoa: “semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air salsabil di surga.” Dan Ali berkata sesudah Abdurrahman bin Auf wafat. Katanya, “pergilah wahai Ibnu Auf. Kamu telah memperoleh jernihnya dan telah meninggalkan kepalsuannya (keburukannya).” (HR. Al-Haakim). Ini berarti Abdurrahman bin Auf telah memperoleh pahala dari harta yang diinfakannya dan ia meninggalkan akibat buruk dari harta yang ditinggalkannya. Ketika wafat, jenazah Abdurrahman bin Auf disholati oleh Utsman bin Affan dan diusung oleh Sa’ad bin Abi Waqash. Ia wafat dalam usian 75 tahun dan dimakamkan di pemakaman Ababil.


Mari kita belajar menjadi orang yang dermawan seperti Abdurrahman bin Auf. Yang pasti kita bukanlah orang yang mendapat jaminan Allah masuk ke surga. Namun kita senantiasa berdo’a agar menjadi salah satu yang berkesempatan masuk ke surga. Bagaimana caranya? Dengan meneladani orang-orang yang telah Allah jaminkan surga untuknya. Mereka telah lulus dari tarbiyahnya Rasulullah saw dan segala perbuatannya patut kita teladani. Salah satunya adalah kedermawanan Abdurrahman bin Auf dalam kisah ini. Semoga bermanfaat ^^

2 komentar:

  1. terimakasih atas koreksinya. semoga meneladani Abdurrahman bin Auf tidak terhalang karena adanya hadits tersebut.

    ReplyDelete
  2. Bagaimana cara atau kiat jitu menjual kaos Dakwah, yuk kita simak tulisan ini: Kiat Jitu Merintis Pabrik Kaos Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Fashion

    ReplyDelete

Popular Posts

 
Support : facebook | twitter | a-DHA White Series
Copyright © 2013. Moving Forward - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger